SMR Konsultan Pajak Profesional Bekasi

Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, 12 Rabi'ul Awal 1447 H

PT. SOLUSI MANDIRI REKANANDA-MAULID NABI 2025

Sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW: Asal-usul, Perkembangan, dan Maknanya bagi Umat Islam

Maulid Nabi Muhammad SAW adalah salah satu momen penting dalam kalender umat Islam. Peringatan ini biasanya jatuh pada 12 Rabiul Awal, bulan ketiga dalam kalender Hijriah, yang diyakini sebagai hari kelahiran Rasulullah SAW di Kota Makkah pada tahun 570 M atau yang dikenal dengan Tahun Gajah.

Di Indonesia, Maulid Nabi diperingati secara meriah dengan berbagai tradisi keagamaan dan budaya, seperti pembacaan shalawat, pengajian, pembacaan barzanji, hingga kegiatan sosial. Namun, tahukah Anda bagaimana asal-usul peringatan Maulid Nabi ini lahir?


Kelahiran Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad SAW lahir pada 12 Rabiul Awal Tahun Gajah, tahun yang dinamai demikian karena bertepatan dengan peristiwa tentara bergajah pimpinan Abrahah yang hendak menghancurkan Ka’bah, namun digagalkan oleh Allah SWT.

Kelahiran Nabi Muhammad SAW menjadi peristiwa agung karena beliau diutus sebagai rahmatan lil ‘alamin (rahmat bagi seluruh alam). Sejak lahir hingga wafat, perjalanan hidup Nabi penuh teladan yang menginspirasi umat manusia.


Asal-usul Peringatan Maulid Nabi

Peringatan Maulid Nabi tidak dilakukan pada masa Rasulullah SAW hidup, juga tidak pada masa sahabat. Perayaan ini mulai dikenal beberapa abad setelah wafatnya beliau.

Ada dua catatan sejarah penting:

  1. Dinasti Fatimiyah (969–1171 M)
    Tradisi Maulid pertama kali diyakini berkembang di Mesir pada masa Dinasti Fatimiyah. Mereka mengadakan perayaan resmi untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW, meski juga memperingati hari lahir tokoh keluarga Ahlul Bait lainnya.

  2. Masa Shalahuddin Al-Ayyubi (1137–1193 M)
    Salah satu perkembangan besar Maulid terjadi pada masa Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi di Mesir dan Suriah. Beliau mendorong peringatan Maulid Nabi untuk membangkitkan semangat jihad umat Islam dalam menghadapi Perang Salib. Melalui majelis ilmu, shalawat, dan doa, umat kembali diingatkan pada perjuangan dan teladan Rasulullah SAW.

Sejak saat itu, peringatan Maulid Nabi berkembang luas ke berbagai wilayah Islam, termasuk Asia Selatan, Afrika Utara, hingga Nusantara.


Tujuan dan Makna Peringatan Maulid Nabi

Peringatan Maulid Nabi bukan sekadar seremonial. Ada makna mendalam yang terkandung di dalamnya, antara lain:

  • Menghidupkan kecintaan kepada Rasulullah SAW.
    Dengan mengenang kelahirannya, umat diingatkan untuk memperbanyak shalawat dan meneladani beliau.

  • Media syiar Islam.
    Majelis Maulid menjadi sarana penyebaran ajaran Islam, mempererat ukhuwah, dan memperkuat iman.

  • Pembelajaran sejarah.
    Umat Islam dapat memahami perjuangan Rasulullah SAW dalam menyebarkan Islam.

  • Motivasi spiritual.
    Peringatan ini mengingatkan umat untuk menjadikan Rasulullah sebagai teladan dalam kehidupan sehari-hari.


Tradisi Maulid Nabi di Berbagai Negara

Peringatan Maulid Nabi dirayakan dengan cara yang berbeda-beda di seluruh dunia:

  • Indonesia
    Diperingati dengan pengajian, pembacaan maulid diba’ atau barzanji, serta perayaan budaya seperti Sekaten di Yogyakarta.

  • Mesir
    Diwarnai dengan majelis ilmu, pembacaan Al-Qur’an, dan pembagian makanan khas Maulid.

  • Maroko dan Turki
    Perayaan dilakukan dengan arak-arakan, doa bersama, serta kegiatan sosial keagamaan.

  • Afrika Utara
    Banyak perayaan berbentuk festival keagamaan yang memadukan syiar dan budaya lokal.


Perdebatan tentang Maulid Nabi

Tidak semua ulama sepakat mengenai hukum peringatan Maulid Nabi.

  • Pendukung Maulid berpendapat bahwa ini adalah bentuk mahabbah (cinta) kepada Rasulullah SAW, selama diisi dengan hal-hal yang baik, seperti shalawat, dzikir, dan kajian Islam.

  • Penolak Maulid menganggapnya sebagai bid’ah karena tidak pernah dicontohkan langsung oleh Rasulullah SAW atau para sahabat.

Namun, mayoritas umat Islam di dunia tetap menjadikan Maulid Nabi sebagai momen penting untuk memperkuat iman, memperbanyak shalawat, dan mempererat persaudaraan.


Kesimpulan

Sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW menunjukkan bahwa peringatan ini lahir sebagai wujud kecintaan umat kepada Rasulullah SAW. Dari Mesir hingga Nusantara, tradisi Maulid berkembang menjadi bagian penting dalam kehidupan keagamaan umat Islam.

Bagi kita, Maulid Nabi bukan sekadar perayaan, tetapi pengingat untuk selalu meneladani akhlak Rasulullah SAW dalam kehidupan sehari-hari—sebagai pemimpin, sahabat, suami, ayah, dan utusan Allah SWT.


✨ Dengan memahami sejarah, asal-usul, dan maknanya, kita dapat mengambil hikmah dari peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, menjadikannya sebagai momentum memperkuat cinta kepada Rasulullah dan meningkatkan kualitas iman kita.

🔹 Butuh Bantuan Pajak & Keuangan? Kami Siap Membantu! 🔹

Apakah Anda memiliki keluhan terkait pajak, laporan keuangan, SP2DK, audit, atau permasalahan perpajakan lainnya? Jangan khawatir, kami siap memberikan solusi terbaik! ✅ 

Bagikan Ke :
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Tanggapan Sebaris
Lihat semua komentar

Artikel Terbaru

Cara Respon SP2DK Secara Online di Coretax

Cara Respon SP2DK Secara Online di Coretax – Pelajari langkah aman menanggapi SP2DK langsung di...

Ketentuan Baru Perpajakan Kantor Virtual

Ketentuan Baru Perpajakan Kantor Virtual: Kini kantor virtual boleh dipakai sebagai domisili usaha &...

Panduan Menghitung PPh 21 Saat Karyawan Berpindah Kerja

Panduan PPh 21 karyawan pindah kerja: cara hitung, gabungkan penghasilan & bukti potong dari...